Rabu, 21 Mei 2014

Tarbiyah dahulu atau jihad?

Pertanyaan:

Telah banyak pembicaraan seputar tarbiyah dan jihad sebagai dua hal yang saling bertentangan dan bertolak belakang. Demikian juga telah banyak beredar pertanyaan: "Tarbiyah dahulu ataukah jihad?"

Kami mengharapkan penjelasan masalah ini dari anda, serta mana yang benar dari apa yang diperselisihkan ini? Jazakumullah khoiron.


Jawaban: 

Tidak ada perselisihan antara tarbiyah dan jihad, serta tidak layak bila salah satu dari kedua hal ini menjadi penghalang bagi yang lainnya. Mentarbiyah jiwa adalah pekerjaan penting yang tidak berhenti, terus menerus dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad, menyertai segala kondisi dan keadaan yang dilalui oleh manusia . Dan sebaik baik lahan tarbiyah dan penggemblengan jiwa terhadap nilai nilai kemuliaan dan iman adalah medan medan jihad di jalan Allah.

Demikian juga, tidak ada petentangan antara jihad di jalan Allah dengan pelaksanaan kewajiban kewajiban dan hak hak syar'i yang lain.

Seorang muslim yang kuat adalah yang menunaikan hak setiap yang berhak tanpa pengurangan dan tanpa condong kepada sikap berlebih lebihan dan sikap menyepelekan.

Adapun mereka yang menghendaki agar kehidupan berhenti, tidak menikah dan tidak menghendaki punya anak, agar segala pemberian dan pembangunan berhenti demi jihad, maka sesungguhnya mereka ini belum memahami kalimat kalimat Al Quran dan As Sunnah sesuai dengan yang diharapkan oleh Allah dan rosul-Nya.

Seorang syeikh yang zuhud dan mujahid telah membuatku ta'ajub. Ia tengah berada di medan medan perang, di tengah suasana kacau, kematian mengejarnya dan menyergapnya dari segala tempat dan arah. Meskipun demikian, ia menikahi empat orang wanita, dengan harapan agar keluar dari tulang punggungnya keturunan yang akan mentauhidkan Allah dan mewarisinya dalam berjihad dan yang akan mengangkat panji setelahnya.

Demikian juga mereka yang mengangkat syiar syiar "tarbiyah" atau "tarbiyah dan tashfiyah dahulu" serta menjadikan hal ini sebagai penghalang dari melaksanakan kewajiban jihad di jalan Allah dan kewajiban kewajiban lainnya, sehingga tindakan mereka ini menjadi rintangan bagi harokah harokah jihad dan amaliyah amaliyah taghyir. Mereka inipun belum memahami tabiat din ini. Ucapan mereka yang berat yang keluar dari mulut mulut mereka ini adalah kalimat bathil yang dibungkus dengan sampul kebenaran yang ditujukan (dalam banyak kasus) untuk suatu kebatilan dan lari dari kewajiban. Hal ini menunjukkan akan jiwa jiwa mereka yang sakit dan menyerah kalah. Bukan mereka yang tertarbiyah, dan bukan pula mereka yang mentarbiyah dan mentasifiyah. Keadaan mereka (akibat ulah mereka sendiri) adalah berpindah dari kejelekan kepada sesuatu yang lebih jelek.

Senin, 15 April 2013

5 Pisau Survival Pilihan

Pisau survival yang baik, adalah salah satu alat tool yang dapat menolong Anda pada kondisi survival. Walaupun ada beberapa orang yang bilang bahwa pisau terbaik adalah yang ada di tangan Anda, dengan skil yang mumpuni Anda bisa gunakan segala jenis pisau. Namun, ada beberapa fitur dari pisau survival yang bisa jadi lebih baik dari pisau yang lain.

Dalam memilih pisau untuk kondisi pedalaman dapat menjadi hal yang sangat personal bagi seseorang, bisa jadi pendapat seseorang yang memiliki skil tertentu dapat bertentangan bagi orang lain dengan keahlian berbeda di situasi yang sama.

1. PISAU KA-BAR USMC
Ini adalah icon pisau Amerika, pisau paling favorit sepanjang waktu untuk militer, pakar survival, penggemar aktivitas outdoor dan telah di uji di lapangan oleh berbagai generasi maritim. KA-BAR awalnya diproduksi pada Perang Dunia II untuk Amerika Serikat Marine Corp, dan kemudian pisau ini dengan sangat cepat dapat diterima sebagai pisau standar untuk pekerjaan sehari - hari seorang prajurit.

www.belantaraindonesia.org

Pisau ini begitu simple tanpa pernak pernik berlebihan dengan tampilan klasik, dan dengan panjang mata pisau sekitar 7" ( 18 cm ), cukup panjang untuk ukuran pisau ( 11 7/8", 30 cm ). KA-BAR memiliki pegangan dari kulit yang kokoh, dan pelindung jari yang sangat baik, dan sangat mudah untuk di asah. 

2. TOM BROWN TRACKER
Pisau survival yang lain adalah tracker, sebuah pisau yang di rancang oleh Tom Brown, Jr, seorang expert survival dan ahli gurun yang di segani. Mata pisau pada tracker ini termasuk pendek ( 4 ¼ ", 11 cm ), namun panjang keseluruhan hampir sama dengan KA-BAR.

www.belantaraindonesia.org
Apa yang membedakan pisau ini dari yang lain adalah desain pisau dan ujung mata pisau, sangat berbeda dari kebanyakan. Gergaji mini pada bagian belakang pisau, pada bagian ujung yang dapat untuk menyobek ( drawknife ), disamping itu memang pada kenyataannya pisau ini dapat dengan mudah untuk memotong, membuatnya menjadi pisau untuk survival yang sangat baik untuk bertahan hidup.

3. Pisau SOG SEAL Team
SOG adalah salah satu produsen pisau bilah tetap berbaik di dunia, dan tim SEAL membangun paradigma bahwa pisau mereka memiliki kekerasan yang extrim. Pisau ini memang dirancang memiliki ketajaman optimal, ujung yang kokoh, torsi, tahan terhadap air garam, dan tahan terhadap semburan gas dan acetylene ( las ), ditambah aplikasi ketahanan untuk memotong, memalu, mencongkel, penetrasi dan pemotongan.

www.belantaraindonesia.org
Pisau ini memiliki 7 " ( 18 cm ) panjang dan 0.24" ( 6 mm ) tebal, dengan gerigi parsial di tepi, dan panjang keseluruhan pisau yang mencapai 12,3 " ( 31 cm ). Penggemar pisau pendek, dan tepi yang tidak bergerigi akan menyenangi pisau ini karena sesuai dengan keinginan mereka.

4. COLD STEEL SRK
Baja dingin merupakan bahan yang berkualitas tinggi untuk membuat pisau, dan perusahanan untuk model SRK mutlak mengunakan itu. SRK sendiri adalah singakatan dari Survival Rescue Knife, yaitu pisau untuk pertolongan dan kelangsungan hidup. 

www.belantaraindonesia.org
Dan di buatlah pisau ini yang mampu menahan perkerjaan sangat berat sekalipun. Pisau ini memiliki tebal 3/16 " ( 5 mm ) dan panjang mata pisau 6" ( 15 cm ), dengan panjang keseluruhan mencapai 10 3/4 " ( 26 cm ). Pisau ini memiliki pelindung jari tunggal dan pegangan yang bergerigi, yang membuat pisau ini mudah untuk di pegang.

5. Pisau FALLKNIVEN A1 SWEDISH
Salah satu pisau yang kurang dikenal adalah dari produsen Fallkniven, Swedia. Pada dasarnya mereka memiliki pisau survival yang baik model A1. The A1 adalah pisau full tang ( pisau menyatu dengan bilah ), dan memiliki panjang 6,3 " ( 16 cm ) dan terbuat dari 0.24" ( 6 mm ) tebal baja berlapis VG10 ( panjang keseluruhan adalah 11 ", 28 cm ). Dengan pegangan grid kotak - kotak, dan dilengkapi lobang untuk tali temali dan juga pelindung jari.

www.belantaraindonesia.org
Itulah beberapa pisau yang patut Anda miliki, meski mungkin agak sulit dicari di Indonesia namun bukan berarti tidak mungkin.

Makanan untuk pendakian gunung

Makanan untuk pendakian gunung sebaiknya dipersiapkan secara matang sejak awal karena kita nantinya akan menempuh medan yang kita belum mengetahui secara pasti keadaannya. Di tengah alam terbuka seperti pendakian gunung aneka bahaya bisa mengancam, apabila segala perlengkapan untuk hal tersebut tidak kita persiapkan. Di antaranya adalah makanan.



Ada beberapa hal yang harus di pertimbangkan dalam menyusun makanan ketika akan mendaki. Hal penting yang harus diperhatikan diantaranya adalah:

1. Makanan tersebut harus cukup kalori untuk kegiatan kita di alam.
2. Makanan tersebut tidak menyulitkan untuk di masak ( mudah dan instan )
3. Makanan harus di sebar di setiap kelompok
4. Makanan harus di packing dengan benar
Berbicara mengenai kalori maka kita perlu melihat berapa besar aktifitas kita di alam bebas, cuma mendaki atau ada aktifitas lain sekelas orientasi medan atau menolong orang yang sedang hilang di sana. Ingat kegiatan mendaki gunung itu jenis refreshing yang membutuhkan banyak energi, jadi jangan pernah mendaki gunung dengan modal pas - pasan.

Beli makanan sekelas kornet, telur, sarden, sosis sebagai kebutuhan protein yang tinggi untuk mendaki. Setelah makan tersebut di persiapan, perlu juga penyusunan menu masaknya, akan di apakan makanan tersebut, paling mudah ya itu di tumis atau di campur ketika memasak mie instant.

Point kedua adalah mudah dan instant, makanya para pendaki sering membawa mie insatant karena proses mamasaknya yang mudah. Ia juga sebagai penganti karbohidrat yang baik ketika mendaki, namun jangan lupa di sertakan pula nasi. Karena walau bagaimanapun kultur makanan kita telah di dominasi oleh nasi, jadi apabila belum makan nasi biasanya orang tetap saja lemas.


Jadi bawa seperlunya untuk kebutuhan karbohidrat. Perlu juga di bawa adalah roti tawar, tidak perlu yang berasa karena akan membuat kita boros akan minum kalau rasanya terlalu manis atau gurih. Coklat juga sebagai makanan instant pendakian yang sarat akan kalori, jadi jangan lupa di bawa.

Point ketiga adalah makanan harus di sebar, jadi tidak hanya terfokus pada satu orang pembawa makanan saja. Tujuannya, ketika terjadi hal yang tidak di inginkan, misalnya tersesat atau terpisah dari kelompok. Setiap orang akan memiliki bekal yang cukup untuk survival, bayangkan kalau ia tidak membawa makanan satupun.

Makanan pun harus di kemas dalam teknik tertentu, tidak bisa sembarangan. Misalnya, ketika Anda membawa telur, Anda tidak bisa membawanya begitu saja karena rawan pecah. Sebaiknya bungkus dengan plastik dan masukkan dalam beras yang Anda bawa.

Juga jangan masukkan semua di dalam satu plastik yang sama, karena ketika pecah satu akan membuat yang lain pun akan terkontaminasi oleh pecahan telurnya, jadi dalam membawa telur harus di pisah satu persatu.

Kompas

Kompas adalah alat petunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, maka jarum akan menunjuk arah Utara - Selatan, meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tetapi utara magnetis. Kompas diperlukan bagi para penjelajah Bumi, khususnya saat menjelajah hutan yang sulit untuk mengetahui arah secara manual.


Secara fisik, Kompas terdiri dari :
a. Badan, tempat komponen lainnya berada
b. Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan magnet lain / tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu / peta dalam posisi horizontal.
c. Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

Jenis Kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni Kompas bidik ( misalnya Kompas Prisma ) dan Kompas Orienteering ( misalnya Kompas Silva, Sunto dll ). Untuk membidik suatu titik, Kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari Kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, Kompas Orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih Kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, Kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang - goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan Kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat / tahan banting mengingat Kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat.

Nb. Saat ini sudah banyak digunakan GPS [ Global Positioning System ] dengan tehnologi satelit untuk menggantikan beberapa fungsi Kompas

Manual Kompas

Kompas adalah alat petunjuk arah yang sangat di butuhkan dalam kegiatan perjalanan. Dengan kompas kita meminimalkan resiko tersesat. Meskipun kompas bukan satu - satunya alat petunjuk arah, tetapi kompas adalah alat yang relatif mudah digunakan disaat kita membutuhkan alat untuk menentukan arah.


www.belantaraindonesia.org

Kemudian salah satu cara untuk membuat kompas sederhana apabila kita lupa membawanya, adalah dengan jarum. Jarum atau benda - benda logam yang sepertinya, kita bisa manfaatkan untuk dijadikan sebagai penunjuk arah sebagaimana kompas.

Jarum tersebut kemudian kita gosokan ke sebuah medan magnet, atau benda yang memiliki gaya magnet Kita gosokan satu arah agar si jarum tersebut juga memiki medan magnet yang nantinya akan menunjukan ke arah tertentu seperti halnya kompas.

www.belantaraindonesia.org

Setelah itu, kita ambil gabus atau kalau tidak punya kita bisa cari dedaunan. Kita tusukkan ia secara horizontal dan kemudian kita taruh di air. Pastikan ia mengambang, dan darinya kita bisa menemukan bahwa arah dari jarum jam akan menunjukan ke arah utara atau selatan tergantung arah kita mengosok dengan logam bermagnet tadi.

www.belantaraindonesia.org

Apabila kita tidak memilik jarum, kita bisa juga mengunakan silet. Semoga tehnik sederhana ini dapat membantu Anda ketika kesulitan mencari arah. Selamat mencoba.

Lemah nyali dan perbuatan maksiat, menunda kemenangan.

Wahai para mujahidin…
Aku sama sekali tidak mengkhawatirkan banyaknya musuh kalian dan besarnya senjata mereka, aku tidak mengkhawatirkan kalian lantaran berkumpulnya seluruh kekuatan jahat memerangi kalian, atau sikap melemah-kan semangat dari saudara-saudara kalian sesama muslim di berbagai belahan dunia; yang aku khawatirkan justru dari diri kalian sendiri, aku khawatir kalian terkena penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati), merasa lemah dan kalah, kemudian banyak melakukan maksiat.
Kalian bisa mengambil pelajaran dari peristiwa perang Uhud, Alloh Ta‘ala berfirman:
“…sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan bermaksiat kepada perintah (Rosul) sesudah Alloh memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Alloh memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu…” ( QS. Ali Imron: 152 )
Ibnu Katsir berkata,  “Tadinya keunggulan dan kemenangan berada di fihak Islam pada pagi harinya, tapi tatkala para pemanah bermaksiat dan sebagian pasukan merasa gagal, janji kemenanganpun tertunda, di mana datangnya kemenangan ini disyaratkan adanya keteguhan dan sikap taat.”
Peristiwa Uhud ini sungguh telah menorehkan peristiwa yang menakjubkan, antara lain: jumlah musuh tiga kali lipat lebih banyak daripada jumlah kaum muslimin, lalu Alloh memenangkan kaum muslimin di pagi hari; tapi tatkala mereka bermaksiat, Alloh timpakan musibah di sore hari.
Shahabat Jâbir Radhyilallohu ‘Anhu berkata, “Ketika perang Uhud, manusia bercerai berai dari sisi Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wa Sallam, yang tinggal menyertai beliau hanya 13 orang Anshor dan Tholhah.”
Dalam hadits Anas Radhyilallohu ‘Anhu ia berkata, “Ketika pecah perang Uhud, kaum muslimin tercerai berai. Maka Anas bin Nadhr berkata, ‘Ya Alloh, aku memohon udzur kepada-Mu dari perbuatan shahabat-shahabatku, dan aku berlepas diri kepada-Mu dari perbuatan orang-orang musyrik itu.’”
Dulu, setelah pulau Qibrish ditaklukkan, Abu `d-Darda’ duduk sambil menangis tatkala menyaksikan penduduknya menangis dan dalam kondisi kacau balau. Maka ada yang bertanya, “Wahai Abu `d-Darda’, apa yang membuatmu menangis di hari ketika Alloh memuliakan Islam?” beliau menjawab, “Celakalah kalian, alangkah rendahnya makhluk di sisi Alloh ketika mereka meninggalkan perintah-Nya, padahal mereka dulu adalah bangsa yang menang dan kuat, mereka meninggalkan perintah Alloh dan akhirnya menjadi seperti yang kalian lihat.” ( JIHADIYAH Kontemporer II KUMPULAN NASEHAT PARA ULAMA UNTUK MUJAHIDIN, Syaikh Abû Mus‘ab Al-Zarqawi )


Sabtu, 13 April 2013

Bersabarlah Wahai saudaraku ...

Oleh Ustadz Abu Rosyid Ash-Shinkuan

Senang, bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka adalah sesuatu yang biasa dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira. Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa bahkan kadang-kadang sampai putus asa.

Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Kriteria Orang yang Paling Mulia

Sesungguhnya kesenangan duniawi seperti harta dan status sosial bukanlah ukuran bagi kemuliaan seseorang. Karena Allah Ta’ala memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai-Nya. Akan tetapi Allah akan memberikan agama ini hanya kepada orang yang dicintai-Nya. Sehingga ukuran/patokan akan kemuliaan seseorang adalah derajat ketakwaannya. Semakin bertakwa maka dia semakin mulia di sisi Allah.

Allah berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.Al-Hujurat: 13)

Jangan Sedih ketika Tidak Dapat Dunia

Wahai saudaraku, ingatlah bahwa seluruh manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya, amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau bahagianya.” (HR. Al-Bukhariy dan Muslim)

Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah taqdirkan. Allah Ta’ala berfirman:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS.Al-Hadiid: 22-24)

Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya dan tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya. Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya. Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam mencari rizki. Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/menganggap bahwa rizkinya lambat maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan maksiat.” (HR. Al-Hakim)

Maka berusahalah beramal/beribadah dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jangan membuat perkara baru dalam agama (baca:bid’ah).

Dan berusahalah mencari rizki dengan cara yang halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.

Hendaklah Orang yang Mampu Membantu

Hendaklah bagi orang yang mempunyai kelebihan harta ataupun yang punya kedudukan agar membantu saudaranya yang kurang mampu dan yang mengalami kesulitan. Allah berfirman: “Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS.Al-Maidah: 2)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan hilangkan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan mudahkan baginya di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

Berdo’a ketika Sedih

Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah do’a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo’a: “Ya Allah, sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku.” kecuali akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan kegembiraan.” Tiba-tiba ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tidakkah kami ajarkan do’a ini (kepada orang lain)? Maka Rasulullah menjawab: “Bahkan selayaknya bagi siapa saja yang mendengarnya agar mengajarkannya (kepada yang lain).” (HR. Ahmad)

Juga do’a berikut ini: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana, sedih, lemah, malas, kikir, penakut, terlilit hutang dan dari tekanan/penindasan orang lain.” (HR. Bukhariy)

Ilmu adalah Pengganti Segala Kelezatan

Di antara hal yang bisa menghibur seseorang ketika mengalami kesepian atau ketika sedang dilanda kesedihan adalah menuntut ilmu dan senantiasa bersama ilmu.

Berkata Al-Imam Al-Mawardiy: “Ilmu adalah pengganti dari segala kelezatan dan mencukupi dari segala kesenangan…. Barangsiapa yang menyendiri dengan ilmu maka kesendiriannya itu tidak menjadikan dia sepi. Dan barangsiapa yang menghibur diri dengan kitab-kitab maka dia akan mendapat kesenangan…. Maka tidak ada teman ngobrol sebaik ilmu dan tidak ada sifat yang akan menolong pemiliknya seperti sifat al-hilm (sabar dan tidak terburu-buru).“ (Adabud Dunya wad Diin)

Duhai kiranya kita dapat mengambil manfaat dari ilmu yang kita miliki sehingga kita tidak akan merasa kesepian walaupun kita sendirian di malam yang sunyi tetapi ilmu itulah yang setia menemani.

Contoh Orang-orang yang Sabar

Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.

Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi Ya’qub: “Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.” Ya`qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.” (QS.Yusuf: 84-86)

Allah juga berfirman mengisahkan tentang Maryam: “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS.Maryam: 22-25)

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai orang-orang yang sabar dan istiqamah dalam menjalankan syari’at-Nya, amin. Wallaahu A’lam.

(Sumber: Buletin Al Wala’ wa Bara’, Edisi ke-4 Tahun ke-3/17 Desember 2004 M/05 Dzul Qo’dah 1425 H. Judul asli ‘Janganlah Bersedih Wahai Saudaraku’ Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung)